DYRA HARAP BLOG INI BERMANFAAT! TERIMAKASIH!!! (ANDA TIDAK AKAN PERNAH BISA MEN-COPY POSTINGAN BLOG INI) SUDAH DIBLOCK!! COBA SAJA!

Selasa, 13 Desember 2011

Sepasang Pelangi (Chapter 2)

Sudah seminggu aku hidup dalam kemiskinan ini. Keadaan ayahku pun tak urung membaik, semakin parah. Ayah terus memanggil-manggil nama bunda dan Fauzan. Aku juga bingung harus melakukan apa lagi, dan mendapatkan nafkah dari mana. Kondisi ayah seperti ini, tak memungkinkan lagi untuk bekerja, jadi? apakah aku yang baru berumur 12 tahun ini bekerja? tapi tidak tahu apa.

Banyak teman-temanku yang menjadi copet saat keadaan genting seperti ini. Banyak juga yang menjadi pengemis. Sempat terbesit di pikiranku untuk menjadi copet, pengamen, ataupun pengemis. Tapi, satu hal yang membuatku tak jadi melakukannya adalah karena bunda. Bunda pernah berkata, "Nak, jangan pernah kamu pengemis, mencuri, atau mengamen. Sungguh, itu karena ibu yakin kamu bisa mencari jalan terbaik,". Sampai sekarang, kata-kata bunda sudah seperti panduan hidupku.

Aku menatap lekat-lekat para semut pekerja yang ada di taman belakang rumahku. Betapa ingin aku menjadi mereka. Dengan mudahnya bekerja tanpa harus mencari pekerjaan. Mereka makan bersama, tinggal bersama, dan mati bersama. Sungguh! aku rela jiwaku ini ditukar dengan semut rapuh seperti itu.

Ada seorang teman dekatku, yang masih hidup ketika bencana kemarin, namanya Soo Jung . Dia adalah anak Bapak Kim Joon Jung, seorang pengusaha terkenal berkebangsaan Korea yang kaya raya. Soo Jung banyak kehilangan harta bendanya saat tsunami itu melanda. Tetapi, betapa beruntungnya, Perusahaan ayahnya masih bisa menghasilkan uang. Kini, di tengah penderitaan kami, dia masih bisa hidup mewah.

Kembali ke cerita tentang apa yang aku kerjakan, aku tidak tahu harus bekerja menjadi apa. Apakah pedagang asongan? pedangan kaki lima? ah! tapi semua itu pastinya butuh bantuan ayah!! Walau kuyakin ayah akan memaksakan diri membantuku, apakah aku tega kalau ayah harus membantuku dalam kondisinya yang buruk? itu kejam.

Apa, ya yang masih tersisa saat tsunami kemarin? Hmm.. aku berpikir sejenak. Oh, iya!!! "LAPTOP!!" aku berteriak hingga rumahku tergoncang!! (hahaha... ya ampun, terlalu hiperbola).

Tak terpikir sebelumnya! bukankah aku bisa menulis cerita dengan laptop-ku ini? pekerjaan yang membantu!!   terimakasih!! Terimakasih, tuhan! apa yang akan kutulis, ya?! aku istirahat dulu, deh! kisah hidupku akan dilanjutkan nanti ~~ :)


Chapter 1: http://dyra-smile.blogspot.com/2011/12/sepasang-pelangi-chapter-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar