Sebuah kantor tengah menghadapi masalah dengan alat penyejuk ruangan. Karena ruangan yang panas membuat karyawan kegerahan dan mulai merasakan bau badan yang tidak sedap. Keadaan semakin meruncing saat masing-masing saling melempar tatapan curiga.
Tak lama kemudian, seorang karyawan yang 'jujur' berteriak sambil berusaha meraih kursinya, "Aduh baunya, siapa ya yang punya masalah dengan deodorant?, Salah merk kali yang dibeli?"
Mendengar kalimat itu, Mamat spontan bicara, "Pastinya bukan aku, soalnya aku sedang tidak pakai!"
DYRA HARAP BLOG INI BERMANFAAT! TERIMAKASIH!!! (ANDA TIDAK AKAN PERNAH BISA MEN-COPY POSTINGAN BLOG INI) SUDAH DIBLOCK!! COBA SAJA!
Jumat, 18 November 2011
Tebak-tebakan (1)
Orang apa yang keren ??? Orang cuma gw ...
Anak apa yg maniez? Anak-anak bilang sih gw
Mobil apa yang ok??? Mobilang gw juga boleh.. (Jd terharu)
Lagu apa yang paling sexy? Lague banget..
Bus apa yang cakep?? Busyet deh gw lagi....
Udang apa yang paling imut? Udang apa jangan gw lagi ah..
Anak apa yg maniez? Anak-anak bilang sih gw
Mobil apa yang ok??? Mobilang gw juga boleh.. (Jd terharu)
Lagu apa yang paling sexy? Lague banget..
Bus apa yang cakep?? Busyet deh gw lagi....
Udang apa yang paling imut? Udang apa jangan gw lagi ah..
Bahasa Indonesia VS Inggris (Funny Funny)
Bahasa Indonesia memang lebih nyaman. Coba aja ngomong kalimat-kalimat di bawah ini.
Bahasa Indonesia:
"Tiga nenek sihir melihat tiga buah arloji merk Swatch. Nenek sihir mana melihat pada arloji Swatch yang mana?"
Dalam bahasa Inggris:
"Three witches watch three Swatch watches. Which witch watch which Swatch watch?
Yang lainnya...
Bahasa Indonesia:
"Tiga nenek sihir biseksual mengagumi kenop kenop dari tiga arloji Swatch. Nenek sihir biseksual mana yang memandangi kenop arloji Swatch yang mana?"
Dalam bahasa Inggris:
"Three switched witches watch three. Swatch watch switches. Which switched witch watch which Swatch watch switch?" muncrat semua tuh ludah :D wkwkwkw
:D :D Source: mau-hahaha.blogspot.com
Bahasa Indonesia:
"Tiga nenek sihir melihat tiga buah arloji merk Swatch. Nenek sihir mana melihat pada arloji Swatch yang mana?"
Dalam bahasa Inggris:
"Three witches watch three Swatch watches. Which witch watch which Swatch watch?
Yang lainnya...
Bahasa Indonesia:
"Tiga nenek sihir biseksual mengagumi kenop kenop dari tiga arloji Swatch. Nenek sihir biseksual mana yang memandangi kenop arloji Swatch yang mana?"
Dalam bahasa Inggris:
"Three switched witches watch three. Swatch watch switches. Which switched witch watch which Swatch watch switch?" muncrat semua tuh ludah :D wkwkwkw
:D :D Source: mau-hahaha.blogspot.com
Lelucon Sekolah (FUNNY FUNNY) KOCAK NIH!
(BAGIAN 1)
Didi adalah seorang murid SMP I di kotanya. Saat pelajaran Fisika, Didi ditanya oleh gurunya, sambil mengambil alat percobaannya.
Guru : "Didi, jika lilin ini bapak tutup dengan gelas maka apinya akan mati. Hal itu membuktikan apa..??"
Didi : "Membuktikan kalau bapak kurang kerjaan"**
(BAGIAN 2)
Asep murid kelas 4 sd, hobinya ngantuk di kelas.
Suatu ketika dia ditanya sama gurunya: "Asep, siapa yang menandatangani surat deklarasi proklamasi ?".
Asep menyahut: "Aduh..pak bukan saya, sungguh !".
Gurunya berpikir, ada yang tidak beres dengan Asep, jadi dia harus lapor kepada orang tua Asep.
"Pak.. coba tolong diteliti si Asep itu, masa ditanya siapa yang menandatangani surat deklarasi proklamasi saja, dia tidak tahu ?".
Giliran Bapak-nya Asep yang bingung, akhirnya dia konfirmasi sama Asep: "Asep, ngaku saja.. siapa yang tanda tangan surat deklarasi proklamsi...?".
Asep menjawab: "Sungguh pak..saya tidak tahu...benar !".
Yakin jawaban Asep, Bapaknya menghadap gurunya dan berujar: "Bu guru.. si Asep itu benar-benar tidak menandatangani surat deklarasi proklamasi itu, mungkin teman-temannya...?"
Bu Guru :...... ? ? ? ? ? ?
Didi adalah seorang murid SMP I di kotanya. Saat pelajaran Fisika, Didi ditanya oleh gurunya, sambil mengambil alat percobaannya.
Guru : "Didi, jika lilin ini bapak tutup dengan gelas maka apinya akan mati. Hal itu membuktikan apa..??"
Didi : "Membuktikan kalau bapak kurang kerjaan"**
(BAGIAN 2)
Asep murid kelas 4 sd, hobinya ngantuk di kelas.
Suatu ketika dia ditanya sama gurunya: "Asep, siapa yang menandatangani surat deklarasi proklamasi ?".
Asep menyahut: "Aduh..pak bukan saya, sungguh !".
Gurunya berpikir, ada yang tidak beres dengan Asep, jadi dia harus lapor kepada orang tua Asep.
"Pak.. coba tolong diteliti si Asep itu, masa ditanya siapa yang menandatangani surat deklarasi proklamasi saja, dia tidak tahu ?".
Giliran Bapak-nya Asep yang bingung, akhirnya dia konfirmasi sama Asep: "Asep, ngaku saja.. siapa yang tanda tangan surat deklarasi proklamsi...?".
Asep menjawab: "Sungguh pak..saya tidak tahu...benar !".
Yakin jawaban Asep, Bapaknya menghadap gurunya dan berujar: "Bu guru.. si Asep itu benar-benar tidak menandatangani surat deklarasi proklamasi itu, mungkin teman-temannya...?"
Bu Guru :...... ? ? ? ? ? ?
Baru Belajar Bahasa Inggris (FUnny Funny)!! KOCAK!!

Togh yu spik englis wel, ai bet yu don andesten dis
D.O. setelah belajar 1 satu tahun BAHASA INGGRIS
Part ONE
Ane kaget banget kemaren ini pas lewat di depannye kelurahan, ngebace spanduk nyang isinye:
"SAVE THE COUNTRY, HANG TNI ... SAVE THE PEOPLE, HANG POLRI"
Usut punye usut, ternyate nyang dimaksud ialah:
"Keselametan negare, tergantung TNI ... keselametan rakyat, tergantung POLRI".
Bujubuneng ..., rupenye si Lurah baru ikutan kursus bahase Inggris tapi udah nekat buat tampil ...
Part TWO
Seorang supir lagi nyetirin boss bule Amrik, kebetulan lagi sial. Mobilnya nyodok kendaraan di depannya karena mendadak berhenti. Dengan terbata-bata ia minta maaf kepada si boss:
Supir: "Sorry Sir, I brake brake, do not eat. After I check the wheel no flower again."
("Maaf pak, saya rem-rem nggak makan, setelah saya cek rodanya nggak ada kembangannya lagi.")
Begitu si Boss mau ikutan ribut sama yg ditabrak, dia bilang:
Supir: "Don't follow mix, Sir! The bring that car if not wrong is the children fruit from manager moneys, he stupid doesn't play! Let know taste."
("Nggak usah ikut campur Pak! Yang bawa mobil itu kalo nggak salah anak buah dari manajer keuangan, dia memang goblok bukan main! Biar tahu rasa.")
Besoknya si supir gak masuk kerja, terus pas lusanya dia masuk si boss bule nanya:
Bule: "Why you're not coming?"
Supir : "I am sorry boss, my body is not delicious, my body taste like enter the wind."
("Maaf boss, badan saya tidak enak, badan saya rasanya seperti masuk angin.")
Part THREE
Suatu hari ada bule kehilangan sepeda motornya yg dia parkir didepan toko di sekitar jalan Malioboro, Yogya. Lalu dia bertanya ke Paijo, yg saat itu kebetulan berada di tempat parkir, apakah dia ngeliat org yg ngambil sepeda motornya.
Paijo: "Yes, he use to table square-square. Worth he fast-fast go without any wet expire."
("Iya, dia pakai ke-meja kotak-kotak. Pantes dia cepat-cepat pergi tanpa basa basi.")
Lalu degan sok berwibawa Paijo menasehati,
Paijo: "Sir, different river, if park bicycle motor heart-heart, yes?"
("Tuan, lain kali kalo parkir sepeda motor hati-hati ya?")
Tapi bule itu diam saja karena nggak tau mau jawab apa, shg Paijo jadi ngedumel,
Paijo: "Basic bule!" ("Dasar bule!")
Karena nggak tau harus ngomong apa lagi, si bule ngeloyor pergi dan dengan PD-nya Paijo bilang, "Breasttttt!" sambil melambaikan tangannya.“
Maksudnya: "Dadaaaaa!"
Anti Korupsi (Funny Funny)
Setelah proyek milyaran selesai, seorang direktur departemen kedatangan tamu konsultan merangkap kontraktor.
Konsultan: "Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota Innova."
Direktur : "Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah."
Konsultan: "Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi
oleh komisaris."
Direktor: "Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!"
Konsultan (mikir ): "Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya..."
Direktur: "Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!"
Konsultan menelpon komisaris..
Konsultan: "Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja."
Direktur: "Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya.."
Konsultan: "Tentu, Pak.."
Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Direktur membayar dengan uang 50 ribuan. Mereka pun bersalaman.
Konsultan (sambil membuka dompet ): "Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-. "
Direktur: "Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi kerumah saya ya..."
Konsultan : @#$%^&**
Konsultan: "Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota Innova."
Direktur : "Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah."
Konsultan: "Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi
oleh komisaris."
Direktor: "Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!"
Konsultan (mikir ): "Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya..."
Direktur: "Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!"
Konsultan menelpon komisaris..
Konsultan: "Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja."
Direktur: "Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya.."
Konsultan: "Tentu, Pak.."
Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Direktur membayar dengan uang 50 ribuan. Mereka pun bersalaman.
Konsultan (sambil membuka dompet ): "Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-. "
Direktur: "Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi kerumah saya ya..."
Konsultan : @#$%^&**
Jumat, 11 November 2011
Maafkan Aku.. (Story part 2)
Suatu hari, dikala ia sedang dilanda kemacetan, ia turun dari mobil, ia melihatku sedang membeli sebotol minuman.
"Hai!" sapanya padaku. Aku benar-benar tak menyangka bahwa aku akan bertemu dengannya saat itu. Seperti kebetulan.
"Hai, Nin." balasku datar. Sungguh, aku malas sekali bertemu dengannya!
"Yuk, ikut aku! mamaku ada di mobil, aku dan mama akan pergi ke mall. Kamu mau ikut?" tawar Nina.
"Nggg.. maaf, ya Nin, terimakasih. tapi aku harus les pukul 3." tolakku halus.
"Ini masih pukul 1, kok. Ya sudah, kalau begitu kamu ke mobilku saja, ya. Aku punya buku komik baru kesukaanmu." ujar Nina.
"ng.. maaf, aku nggak bisa."
"Ayolah.." Nina segera menarik tanganku, aku terjatuh. Apa daya? aku tak bisa. Aku hanya bisa mengikuti kemauannya saja.
"DIRA!!! AWAS!!" Teriakku panik. Sebuah mobil sedan melesat cepat ke arah kami.
Aku ditimpanya, tapi aku terselamatkan, walaupun aku terbentur dan kepalaku agak sedikit berdarah. Sedangkan Nina terpapar dengan kepalanya yang berdarah dan terus mengucur.
Mama Nina, yang kupanggil Tante Rassika, segera mencari pertolongan. terjadi kemacetan parah di jalan itu.
"Pak, tolong, ya pak.. anak saya pak....tolong pak.." Tante Rassika gemetaran dan panik, kulihat air matanya menetes, tak berhenti, dia tak bisa berjalan tegak,tubuhnya amat lemas, tangannya kaku. Aku tahu apa yang Tante Rassika rasakan. Walau aku tak tahu bagaimana rasanya mempercayai bahwa anaknya separah itu.
Nina segera dilarikan ke rumah sakit Bangsa Kita. Dia diberikan penanganan intensif. Aku sudah menelpon mama, aku akan mengganti lesku yang tidak aku laksanakan hari ini besok. Mama mengizinkan. Aku pun menemani Nina yang terkapar di ruang UGD. Kepalanya penuh balutan-balutan putih. Ah..
Setelah agak membaik, dokter menyarankan Nina dipindahkan ke ruang 169. Dia akan diperiksa lebih lanjut.
Aku diperbolehkan masuk setelah keluarganya keluar. Ternyata Nina sudah siuman, walau badannya terlihat amat lemas. Aku duduk di sampingnya dan menggengam tangannya kuat-kuat.
"Dira.." panggil Nina lirih.
"Apa benar ini Dira? Apa Dira masih di sampingku?"
"Iya, aku Dira."
"sebelumnya, aku ingin mengatakan bahwa hidupku tak lama lagi." kata Nina.
"Jangan bilang begitu, please.." ujarku lirih, lemas, tak berdaya.
"Iya, maafkan aku Dira. Aku tahu sebenarnya selama ini kau membenciku. Tapi aku menyangimu, Dira. Seperti adikku sendiri."
Aku segera berpuisi..
"Ketika itu kau memiliki keindahan
Ketika itu kau aku memiliki kecantikan
Ketika itu kau memiliki kekuatan
Tapi.. itu semua sudah terlewatkan
Hari demi hari yang kulewati, tak ada gunanya tanpamu
Air mata ini tak bisa kubendung lagi
Tak terbayang kuditinggalkan oleh seseorang yang kusayangi..
Aku tahu kau akan pergi.
Bila dapat aku ikuti kamu, aku mau
Tapi aku tak bisa!
Bila kau sudah bebaring tenang nanti,
jangan lupakan aku
Dibalik nisanmu itu, sesungguhnya ada cinta abadi dariku.
Dibalik semua cerita hidupku, semua itu ada kamu"
Nina tersenyum, dengan suara yang lirih ia berpuisi,
"ketika kita masih bersama,
segalanya terasa begitu mudah
segalanya indah
kepahitan menjadi manis
Aku memang akan pergi dari dunia ini..
Tapi yakinlah, aku takkan pergi dari hatimu
Segala memori yang kualami bersamamu, tak mungkin aku lupakan.
Semua masa-masa indah
sangat sulit untuk aku lupakan..
maafkan aku, harus pergi..
Tak cukup lagi air mata ini untuk menangis.
Hanya dapat mengingat kenangan indah
kuharap terakhir kalinya kau memelukku, menggengam erat tanganku,
agar aku bisa terhibur, walau sulit..
Dibalik nisanku, ada kenangan kita
Dibalik cerita masa laluku, selalu tersimpan masa-masa indah
Kubacakan ini dengan menangis, aku tak mungkin membendung air mata ini
Tak tahu apa yang terjadi..
Sebentar lagi.."
Aku menangis kuat-kuat, memeluknya, memegang erat tangannya. Tuhan, tolong! sebentar lagi! sebentar saja berikan aku kesempatan untuk terus bersamanya!
Dia membalas pelukanku, erat sekali. tanganku ia genggam dengan lemah. tak lama, genggaman tangannya lepas. nyawanya.. hilang..
"TIDAKKK!" jeritku histeris. Nina benar-benar meninggalkanku.
Dokter dan keluarga Nina masuk mendengar teriakanku. Wajah Nina sudah pucat sekali.
Nina, aku tahu kau meninggalkanku, tapi aku tetap yakin bisa jadi sahabat dalam hatimu.. selamanya..
"Hai!" sapanya padaku. Aku benar-benar tak menyangka bahwa aku akan bertemu dengannya saat itu. Seperti kebetulan.
"Hai, Nin." balasku datar. Sungguh, aku malas sekali bertemu dengannya!
"Yuk, ikut aku! mamaku ada di mobil, aku dan mama akan pergi ke mall. Kamu mau ikut?" tawar Nina.
"Nggg.. maaf, ya Nin, terimakasih. tapi aku harus les pukul 3." tolakku halus.
"Ini masih pukul 1, kok. Ya sudah, kalau begitu kamu ke mobilku saja, ya. Aku punya buku komik baru kesukaanmu." ujar Nina.
"ng.. maaf, aku nggak bisa."
"Ayolah.." Nina segera menarik tanganku, aku terjatuh. Apa daya? aku tak bisa. Aku hanya bisa mengikuti kemauannya saja.
"DIRA!!! AWAS!!" Teriakku panik. Sebuah mobil sedan melesat cepat ke arah kami.
Aku ditimpanya, tapi aku terselamatkan, walaupun aku terbentur dan kepalaku agak sedikit berdarah. Sedangkan Nina terpapar dengan kepalanya yang berdarah dan terus mengucur.
Mama Nina, yang kupanggil Tante Rassika, segera mencari pertolongan. terjadi kemacetan parah di jalan itu.
"Pak, tolong, ya pak.. anak saya pak....tolong pak.." Tante Rassika gemetaran dan panik, kulihat air matanya menetes, tak berhenti, dia tak bisa berjalan tegak,tubuhnya amat lemas, tangannya kaku. Aku tahu apa yang Tante Rassika rasakan. Walau aku tak tahu bagaimana rasanya mempercayai bahwa anaknya separah itu.
Nina segera dilarikan ke rumah sakit Bangsa Kita. Dia diberikan penanganan intensif. Aku sudah menelpon mama, aku akan mengganti lesku yang tidak aku laksanakan hari ini besok. Mama mengizinkan. Aku pun menemani Nina yang terkapar di ruang UGD. Kepalanya penuh balutan-balutan putih. Ah..
Setelah agak membaik, dokter menyarankan Nina dipindahkan ke ruang 169. Dia akan diperiksa lebih lanjut.
Aku diperbolehkan masuk setelah keluarganya keluar. Ternyata Nina sudah siuman, walau badannya terlihat amat lemas. Aku duduk di sampingnya dan menggengam tangannya kuat-kuat.
"Dira.." panggil Nina lirih.
"Apa benar ini Dira? Apa Dira masih di sampingku?"
"Iya, aku Dira."
"sebelumnya, aku ingin mengatakan bahwa hidupku tak lama lagi." kata Nina.
"Jangan bilang begitu, please.." ujarku lirih, lemas, tak berdaya.
"Iya, maafkan aku Dira. Aku tahu sebenarnya selama ini kau membenciku. Tapi aku menyangimu, Dira. Seperti adikku sendiri."
Aku segera berpuisi..
"Ketika itu kau memiliki keindahan
Ketika itu kau aku memiliki kecantikan
Ketika itu kau memiliki kekuatan
Tapi.. itu semua sudah terlewatkan
Hari demi hari yang kulewati, tak ada gunanya tanpamu
Air mata ini tak bisa kubendung lagi
Tak terbayang kuditinggalkan oleh seseorang yang kusayangi..
Aku tahu kau akan pergi.
Bila dapat aku ikuti kamu, aku mau
Tapi aku tak bisa!
Bila kau sudah bebaring tenang nanti,
jangan lupakan aku
Dibalik nisanmu itu, sesungguhnya ada cinta abadi dariku.
Dibalik semua cerita hidupku, semua itu ada kamu"
Nina tersenyum, dengan suara yang lirih ia berpuisi,
"ketika kita masih bersama,
segalanya terasa begitu mudah
segalanya indah
kepahitan menjadi manis
Aku memang akan pergi dari dunia ini..
Tapi yakinlah, aku takkan pergi dari hatimu
Segala memori yang kualami bersamamu, tak mungkin aku lupakan.
Semua masa-masa indah
sangat sulit untuk aku lupakan..
maafkan aku, harus pergi..
Tak cukup lagi air mata ini untuk menangis.
Hanya dapat mengingat kenangan indah
kuharap terakhir kalinya kau memelukku, menggengam erat tanganku,
agar aku bisa terhibur, walau sulit..
Dibalik nisanku, ada kenangan kita
Dibalik cerita masa laluku, selalu tersimpan masa-masa indah
Kubacakan ini dengan menangis, aku tak mungkin membendung air mata ini
Tak tahu apa yang terjadi..
Sebentar lagi.."
Aku menangis kuat-kuat, memeluknya, memegang erat tangannya. Tuhan, tolong! sebentar lagi! sebentar saja berikan aku kesempatan untuk terus bersamanya!
Dia membalas pelukanku, erat sekali. tanganku ia genggam dengan lemah. tak lama, genggaman tangannya lepas. nyawanya.. hilang..
"TIDAKKK!" jeritku histeris. Nina benar-benar meninggalkanku.
Dokter dan keluarga Nina masuk mendengar teriakanku. Wajah Nina sudah pucat sekali.
Nina, aku tahu kau meninggalkanku, tapi aku tetap yakin bisa jadi sahabat dalam hatimu.. selamanya..
Kau anugerahku
Kau yang kusayangi
Apa kau sadar?
sebenarnya dibalik kematianmu itu.
terbentuk sungai airmata dari semua orang yang menyayangimu..
Semoga tenang.. Aku tahu aku pun akan menyusulmu, Nina
tertanda,
Dira, sahabatmu
Rabu, 02 November 2011
Maafkan aku.. (Story) Part 1

Mama sudah melarangku untuk tidak bermain-main lagi dengannya, apa kalian tahu siapa 'dia' itu? dia adalah Nina, sahabatku.
Memang, selama ini aku yang selalu mendapat rangking 1 di kelas. Kini, setelah aku berteman dengannya, rangkingku menurun menjadi rangking 27.
Mamaku marah besar. Ia bilang selama ini aku terlalu banyak bermain dengan Nina. Ya, memang aku sadar. Aku tahu kalau dia membuatku kacau dan aku juga tahu kalau selama ini Mama tidak suka aku bersahabat dengan Nina. Tiap kali Nina datang ke rumahku, mama selalu mengatakan "Dira lagi tidur.." padahal aku sedang membaca buku.
Mama juga tak pernah senang ketika aku janjian dengannya. Mama lebih suka aku janjian dengan temanku yang lain.
Jujur, dia tidak pernah membolehkanku berteman dengan teman lain. Bila ada temanku yang sedang mengobrol denganku, ia langsung mendorong temanku itu lalu mengajakku pergi. Tapi, apa daya. Aku tak kuat melawannya. Tubuhku yang kecil ini ditariknya. Sudah berkali-kali kubilang padanya agar ia mau berteman dengan yang lain. Tapi, dia tidak mau. Dan kamu tahu akibatnya? di sekolah ini teman yang akrab denganku hanyalah dia. Walaupun aku masih punya teman yang lain, aku takut untuk berbaur. Sudah terbiasa, Nina mungkin bukan yang terbaik bagiku.
Kalau Nina tak masuk, alhasil aku harus sendirian tanpa teman. Ah, itu buruk. Kini aku benci sekolah, tidak seperti dulu yang memiliki teman banyak.
Dia selalu protes bila aku tak mau menemaninya, dia selalu menyuruh-nyuruh aku, tak mau bergerak sendiri, egois, suka melebih-lebihkan, tidak mau dianggap salah, menyalahkan orang lain, Ingin semua orang merasakan penderitannya, suka melampiaskan kemarahannya, genit, tidak menepati janji, selalu mencari alasan yang tidak sesuai, tidak sopan pada orang tua, menganggap dirinya terkuat, dan ingin keinginannya selalu terpenuhi. Aku benar-benar ingin memutuskan hubungan persahabatanku dengannya. SEKARANG JUGA!
Pernah, dia mengajakku bermain ketika pulang sekolah. Tapi, tiba-tiba mamanya datang. Lalu ia pulang. Esok harinya, ia marah-marah padaku dan menuduh bahwa aku yang menyebabkan ia dimarahi.
Lalu, dia memarah-marahi penjemputku. Dia bilang penjemputku tak mau toleransi karena kami tidak diberi waktu bermain. Padahal ia sudah menunggu kami selama 1 jam. Dia kan cuma ojek yang perlu mengantar orang lain.
Dia pernah ngotot ingin pulang bersamaku naik motor ojekku. Badannya yang besar membuat sempit sekali. Grr!! apalagi fia meminta agar diantar ke rumahnya lebih dulu. Padahal rumahku 'kan lebih dekat, dan tukang ojekku itu adalah langgananku. Aku yang lebih berhak daripada dia.
Sesampainya di rumah, dia menyuruhku masuk sebentar. Ternyata? dia malah melama-lamakan. Dia sengaja. Tuh, kan dia nggak menepati janji.
Dan alhasil di rumah aku dimarah-marahi habis-habisan. Tapi? dia biasa saja, dan menyalahkanku kurang hati-hati. AKU SEBAL!!!!
Bersambung..
Langganan:
Postingan (Atom)